JAKARTA, ASPIRATIF.com – Sobat, apakah kamu setuju dengan kata-kata bila ‘Matematika adalah ilmu yang menyenangkan’? Atau kamu justru memilih menyerah saja kalau menghadapi pelajaran matematika?
Tenang saja, 6 ilmuwan dan insinyur paling cemerlang sepanjang sejarah ini juga mengalami kesulitan dalam matematika loh! Padahal mereka memiliki spesialisasi dalam bidang sains.
Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip detikEdu.
6 Ilmuwan yang Kesulitan Hadapi Matematika
1. Michael Faraday
Michael Faraday adalah sosok yang disebut sebagai “bapak listrik”. Sosok yang lahir pada tahun 1791 ini adalah orang yang membangun motor dan generator listrik di dunia.
Ia juga menemukan balon karet yang menjadi dasar bagi teknologi kulkas dan mendemonstrasikan medan magnet bumi. Tapi dibalik prestasinya itu, Faraday disebut merasa malu karena melalui pendidikan formal yang sedikit terutama tentang keterampilan dalam matematika.
Pada tahun 1846, Faraday sempat mengusulkan bahwa cahaya adalah sebuah bentuk dari proses radiasi elektromagnetik. Namun karena tidak didukung dengan penghitungan matematis, rekan-rekannya mengabaikannya. Teori itu akhirnya dibuktikan 18 tahun kemudian oleh fisikawan asal Skotlandia yakni James Clerk Maxwell dengan sebuah persamaan.
2. EO Wilson
Naturalis EO Wilson mengungkapkan dirinya memiliki hubungan yang bergejolak dengan matematika. Ia mengakui bila ia tidak pernah mengambil studi aljabar hingga berkuliah di Universitas Alabama.
Hingga akhirnya, ia mulai mempelajari kalkulus ketika menyandang gelar profesor kala berusia 32 tahun di Harvard. Sepanjang kelas, Wilson merasa duduknya tak nyaman karena belajar bersama dengan mahasiswa sarjana.
“Beberapa dari mereka adalah mahasiswa mata kuliah biologi evolusi yang saya ajar. Saya menelan harga diri saya dan belajar kalkulus,” ungkapnya.
Meski begitu, Wilson pada akhirnya bisa mengejar ketertinggalan dan berpesan bila lulusan sains setidaknya bisa mengetahui matematika meski tak dikuasai.
3. Charles Darwin
Charles Darwin diketahui sebagai sosok yang membenci matematika. Ia mulai mencoba mempelajari matematika saat menjadi mahasiswa di Universitas Cambridge.
Namun, seorang tutor yang mengajarnya selama musim panas tahun 1828 tidak mampu meningkatkan keterampilan Charles Darwin. Dalam otobiografinya, Darwin mengaku dirinya tak melihat makna apapun dalam belajar aljabar tetapi pada akhirnya menyesal.
“Ketidaksabaran ini sangatlah bodoh, dan bertahun-tahun kemudian saya sangat menyesal karena saya belum melangkah cukup jauh untuk setidaknya memahami salah satu prinsip utama matematika, karena orang-orang yang diberkahi dengan cara ini tampaknya memiliki kepekaan yang lebih,” ujar Charles Darwin.
4. Jack Horner
Jack Horner adalah sosok yang menemukan telur dinosaurus pertama pada tahun 1970-an. Keberhasilan Horner di bidang paleontologi ini berbanding terbalik dengan kemampuannya.
Ia mengaku kemajuannya dalam membaca, menulis, dan matematika sangatlah lambat. Horner gagal dalam kursus perguruan tinggi dan tidak pernah lulus sehingga berdampak pada pekerjaannya.
Untuk menghadapi hal tersebut, ia melamar ke setiap museum di dunia yang berbahasa Inggris. Horner menanyakan apakah ada lowongan yang tidak memiliki kualifikasi.
Pada tahun 1979, ketidakmampuannya dalam bidang pendidikan akhirnya menjadi jelas. Horner didiagnosis menderita disleksia dan terus berjuang melawan efek sampingnya.
“Pembelajaran mandiri adalah strategi yang membantu saya mengatasinya. Buku audio juga merupakan teknologi yang sangat membantu,” tutupnya.
5. Alexander Graham Bell
Di sekolah tingkat menengah, Alexander Graham Bell memiliki hubungan cinta dan benci dengan matematika. Menurut penulis biografi Robert V Bruce, penemu telepon itu menikmati latihan intelektual termasuk matematika.
Namun, ia adalah sosok yang mudah bosan sehingga ceroboh dalam menentukan jawaban akhirnya sehingga membuat nilainya menurun. Diketahui, kemampuan matematika Graham Bell tidak pernah menandingi rekan-rekan ilmiahnya.
6. Thomas Alva Edison
Sebagai seorang pelajar, Thomas alva Edison mempelajari Philosophiae Naturalis Principia Mathematica karya Isaac Newton. Tetapi hasilnya malah tidak membantunya menyukai matematika.
Edison diketahui hampir tidak tahu tentang matematika tingkat tinggi dan mengandalkan Charles Proteus Steinmetz untuk merancang dasar matematika Perusahaan General Electric Edison.
Tak hanya Steinmetz, Edison juga merekrut Francis Upton untuk membuat perhitungan yang membantunya melakukan berbagai eksperimen di laboratorium. Termasuk terkait penemuan tentang lampu pijar dan watt-hour meter.
“Saya selalu bisa mempekerjakan seorang ahli matematika, [tetapi] mereka tidak bisa mempekerjakan saya,” jelas Edison.
Itulah 6 ilmuwan yang memiliki masalah dengan matematika. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama?
Source: Detikcom
Foto: PIXTA