SURABAYA, ASPIRATIF.com – Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Emil menyebut Gibran punya peluang untuk maju kontestasi Pilgub, baik DKI Jakarta maupun Jawa Tengah. Apakah pertemuan itu merupakan bentuk PDKT Emil Dardak ke Gibran terkait Pilgub DKI 2024?
Emil Dardak sendiri sempat masuk bursa Cagub DKI Jakarta 2024 menurut sejumlah survei. Catatan detikJatim, survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terkait Pilgub Jakarta pada April 2022 lalu menempatkan Emil sebagai cagub DKI Jakarta di peringkat ke-5 dengan elektabilitas 6,20%.
Kemudian pada Oktober 2022 lalu, hasil survei lembaga survei Polstat (Political Statistics) menempatkan Emil Dardak dalam bursa Cagub DKI Jakarta. Elektabilitas Emil sebesar 3,3% dan berada di peringkat ke-7, masih kalah jauh dari Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meraih 40,5%.
Di kedua survei itu, nama Gibran juga muncul dalam bursa Cagub DKI Jakarta. Survei Polstat, elektabilitas Gibran sebesar 10,5%. Sementara di survei CSIS, elektabilitas Gibran sebesar 5,87%.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menyebut pertemuan Emil Dardak dengan Gibran merupakan pertemuan biasa. Kalau membahas Pilgub DKI Jakarta, Surokim menilai masih terlalu jauh momennya.
“Menurut saya kok terlalu jauh untuk ke arah sana, mereka berdua kan baru tahap menjajaki peluang kerja sama dan sekadar masih saling menyapa. Saya pikir terlalu jauh kalau arahnya ke sana,” kata Surokim kepada detikJatim, Senin (23/1/2023)
Namun, meski tidak membahas Pilgub, pertemuan Emil dengan Gibran erat kaitannya dengan sosok keduanya yang merupakan petugas partai. Di mana Emil merupakan Ketua Demokrat Jatim, sedangkan Gibran merupakan kader PDIP.
“Emil ingin menguatkan peran komunikasi politik lintas partai, sehingga jaringan kian luas dan kuat di level nasional. Menurut pandangan saya, Emil ingin mendorong tokoh-tokoh muda bisa maju ke panggung politik yang lebih besar sehingga akan menguatkan tokoh-tokoh muda dalam kontestasi dan konstelasi politik nasional,” katanya.
“Saya pikir itu wajar saja karena keduanya seusia dan segenerasi, sehingga punya agenda yang sama untuk menguatkan peluang tokoh muda dalam politik nasional,” sambungnya.
Source: detik.com