JAKARTA, ASPIRATIF.com – Meski di beberapa wilayah sudah mulai turun hujan, tapi akhir-akhir ini cuaca panas masih mendominasi. Ini perlu menjadi perhatian bagi para pemilik mobil, terutama terkait dengan perawatan kendaraan, supaya performa mesin tetap terjaga.
Salah satu dampak yang perlu diperhatikan adalah, penguapan oli mesin. Menurut keterangan Auto2000, cuaca panas, ditambah kondisi jalan macet, merupakan kondisi yang cukup menantang untuk mesin mobil.
Mobil yang berhenti membuat radiator tidak mendapatkan embusan udara lebih dingin dan segar dari arah depan. Radiator akan kesulitan bekerja, sehingga suhu ruang mesin meningkat karena kurang optimal melepaskan panas.
Efeknya, mesin mobil akan semakin kesulitan mengurangi suhu kerja mesin. Salah satu yang berisiko adalah oli mesin yang menguap. Oli mesin dirancang tahan suhu tinggi di mana titik didihnya bisa mencapai suhu tertentu. Sehingga bila terpapar panas tinggi dalam waktu lama, pelumas mesin menjadi cepat rusak dan lebih encer jika dibandingkan saat baru.
“Karena terus bekerja dalam suhu lingkungan tinggi, akhirnya oli mesin yang semakin encer akan menyusup masuk ke ruang bakar, ini berpotensi menimbulkan masalah baru yakni deposit kotoran di ruang bakar,” tulis Auto2000.
Deposit kotoran di ruang bakar bukanlah kondisi yang diperbolehkan. Kotoran yang menempel pada katup dan busi akan membuat kinerja mesin turun. Kotoran yang masuk ke ruang bakar juga akan merusak campuran ideal udara-bensin dan memicu pembakaran tidak sempurna.
Alhasil, performa mesin akan turun yang juga akan membuatnya boros bensin. Selain itu, pembakaran tidak sempurna akan meningkatkan emisi karbon sehingga mobil tidak dapat lulus uji emisi. Kalau sudah begini, masalah akan merambat kemana-mana dan sulit dibereskan.
Meskipun mesin dalam keadaan prima dan presisi, risiko oli menguap tetap ada. Oli akan menguap karena pada batas suhu tertentu energi dalam yang mengikat molekul hidro karbonnya tidak sanggup lagi menahan diri akibat adanya energi panas yang terjadi.
Source: Detikcom
Dok: sinarmas