JAKARTA, ASPIRATIF.com – Kementerian Agama (Kemenag) mengungkap penyebab biaya haji jemaah Indonesia diusul naik menjadi Rp 69,2 juta saat harga paket haji di Arab Saudi justru turun 30 persen dibandingkan tahun 2022. Kemenag menilai kenaikan itu disebabkan oleh antisipasi tentang perubahan harga transportasi dan akomodasi.
“Nah komponen lain yang meningkatkan biaya itu adalah yang kita waspadai dan kita jaga justru mengenai tiket pesawat ya, kurs dollar sedang tinggi saat ini, kedua kita juga lihat jaga-jaga dengan avtur yang naik turun,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief dilansir dari detikNews, Sabtu (21/1/2023).
Hilman juga merincikan alasan perubahan biaya haji oleh Kemenag. Dia mengatakan layanan haji tidak mencakup biaya-biaya seperti transportasi hingga akomodasi saja.
“Nah jadi meskipun layanan masyair atau layanan paket haji itu turun tapi turunnya itu masih terkoreksi dengan harga yang lain, misalnya kenaikan-kenaikan berapa riyal untuk rencana penginapan, untuk akomodasi, untuk makan, itu tidak masuk paket layanan haji,” jelasnya.
“Hotel di Madinah, di Mekkah, makan, itu tidak termasuk dalam layanan haji dimaksud. Jadi layanan haji itu spesifik, gitu ya konteksnya,” sambungnya.
Dia mengatakan saat ini asumsi yang dipakai Kemenag adalah kurs dolar AS terkini. Dia mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.
“Saat ini asumsi yang kita pakai kan asumsi masih dengan dolar yang pesimis lah. Dolar pesimis maksudnya (kurs) dollarnya tinggi itu di Rp 15.300, ya. Sementara tahun lalu dollar Rp 14.425 gitu. Jadi berbeda ya, karena biaya haji itu dollar, gitu kan, saya kira di situ,” ucapnya.
Hilman menjelaskan, sebetulnya harga paket haji yang ditetapkan Arab Saudi turun dari Rp 22 juta menjadi sekitar Rp 19 juta. Dia mengatakan turunnya paket layanan Haji itu terkoreksi oleh naiknya harga transportasi hingga akomodasi.
“Yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu layanan masyair atau di Saudi disebutnya layanan selama masyair, yaitu layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah, kemudian mereka mabit diminah, 4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp 22 juta, itu 4 hari pada masa kemarin,” jelasnya.
“Nah untuk sekarang tawaran kita kepada mereka yang sudah kita negosiasikan harga paket layanan itu jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp 18,9 juta ya atau Rp 19 juta, dari Rp 22 juta turun,” imbuhnya
Biaya Paket Haji Saudi Turun 30 Persen
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengumumkan bahwa biaya paket haji tahun ini mengalami penurunan hingga 30 persen lebih murah dibandingkan tahun 2022 lalu.
Dilansir dari media The Gulf, Dr Amr bin Reda Al Maddah, Wakil Kementerian Haji dan Umrah untuk Layanan Haji dan Umrah mengatakan bahwa lebih dari 90 persen paket haji ekonomi telah terjual sejauh ini.
Source: detik.com